BEBERAPA
PENYEBAB KELALAIAN KITA
Apabila kita
perhatikan didalam catatan sejarah tantang kehidupan orang-orang islam 14 abad
yang lalu, maka kita akan mengetahui bahwa kitalah (umat islam) pemilik
kemulian,keagungan,keperkasaan dan kekuasaan.tapi bila kita perhatikan saat ini
kita tengah mengalami kehinaan yang sangat besar, dipermalukan,dan tengah
mengalami kemunduran, bahkan kita sepertinya tidak lagi memiliki apa yang telah
dimiliki 14 abad yang silam. Kelemahan dan kekuarangan umat islam saat ini dijadikan
menu hidangan dan alat dari sebuah propaganda pengkaburan tata nilai universal,
bahkan keadaan ini diperparah oleh sikap berani terhadap
agama. bagaimana orang-orang kafir tidak berani terhadap islam ,jika kita sendiri telah berani terhadap islam. Keberanian kita
terhadap agama itulah yang oleh orang orang kafir dijadikan celah masuk yang
pada akhirnya lambat laun menjadi lorong besar menuju jantung pertahanan umat islam. keberanian
tersebut adakalanya karena merasa ilmunya telah melebihi “bainassamaai wal
ardhi “ dan bahkan terkadang karena keterbatasan waktu bahkan terkadang
membatasi waktunya untuk menuntut ilmu terkhusus ilmu-ilmu agama. indikasi
adanya keberanian kita umat islam terhadap agama kita lihat saja dihari yang penuh
barokah ini dihari jumat yang mulya ini bahkan memiliki predikat "sayyidul
ayyam", masih saja ada saudara-saudara kita dengan alasan yang tidak dibenarkan
menurut syara’ mereka bernai untuk tidak melakukan ibadah
shalat jumat. Apakah itu bukan berani terhadap agama namanya, sadarkah mereka ?
atau mungkin tidak sadar bahwa mereka sudah ngeberakin agamanya sendiri. Itu
adalah salah satu gambaran bahwa ternyata saudara-saudara kita sudah berani terhadap agama sendiri, itu baru tentang shalat jumat bagaimana dengan ibadah-ibadah kita
yang lain, sudahkah kita melakukan kajian ulang tentang ibadah kita itu. Keadaan
tersebut semakin diperparah dengan rasa keputus asaan kita sebagai ummat islam
akan kebangkitan kedua kejayaan ummat, walau hal ini cukup beralasan, dimana
ketika ada usaha kita untuk bangkit pada sebuah pengajian (majlis-majlis
ta’lim) masih saja sering kita mendengar ungkapan yang berbunyi “ ah yang
namanya ngaji mah enggak dimana-mana, engak dikanan enggak di kiri ,sama !” jelas terlihat adanya
rasa keputus asaan dan kehilangan semangat untuk memperbaiki diri
bahkan tanpa disadari kita sudah mencemooh saudara-saudara kita yang mau
bangkit dari keterpurukan,bak seorang peramal berkaliber yang hanya bisa meramal ,padahal itu semua
hanyalah terka-an belaka.
download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar