Khutbah Jum'at "Menikam Agama Sendiri"
Puji syukur marilah
kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia tiada terhingga kepada seluruh makhluk-Nya,
terutama kepada manusia sebagai makhluk
ciptaan yang terbaik dari diantara makhluk Allah lainnya. Ironi memang jika keistimewaan yang diberikan Allah
tidak kita manfaatkan untuk mencapai tujuan diciptakannnya manusia.Sholawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi besar Muhammad SAW , kepada
keluarganya,shohabatnya serta pengikutnya yang selalu berpijak diatas sunnahnya.
Dihari jumat ini izinkanlah khotib untuk berwasiat terutama untuk pribadi
khotib dan umumnya kepada jamaah sholat jumat,marilah senantiasa kita
bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita, karena memang itulah
yang menjadi tujuan manusia diciptakan.adapun khutbah kali ini mengangkat
beberapa masalah diantara sekian banyak masalah yang menjadi penyebab
keterpurukan kita sebagai ummat islam.
Hadirin yang
berbahagia
Apabila kita membaca
dan mendengar beberapa catatan sejarah tentang kehidupan orang-orang islam 14
abad yang lalu, maka kita mengetahui bahwa kitalah (umat islam) sebagai pemilik
kemulian,keagungan,keperkasaan dan kekuasaan.akan tapi bila kita perhatikan
saat ini kita tengah mengalami kehinaan yang sangat besar, dipermalukan,dan begitu
mudahnya diadu domba, artinya bahwa kita umat islam tengah mengalami
kemunduran, bahkan kita sepertinya tidak lagi memiliki apa yang telah dimiliki
14 abad yang silam. Kelemahan umat islam saat ini seringkali dijadikan menu
hidangan pemberitaan di beberapa media massa, dan belum lagi propaganda-propaganda
pengkaburan tata nilai keislaman, tidak cukup sampai disitu ternyata keadaan
ini semakin diperparah oleh sikap berani terhadap ajaran / agama kita sendiri. Inilah
barangkali yang menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang kafir berani
terhadap kita, Keberanian terhadap ajaran agama itulah yang oleh orang orang
kafir dijadikan celah masuk yang pada akhirnya menjadi lorong besar yang menuju
jantung pertahanan umat islam. keberanian tersebut adakalanya karena merasa
ilmunya telah melebihi “bainassamaai wal ardhi “, padahal ilmu Allah tak
terbatas ,dan bahkan terkadang keberanian itu karena ketiadaan akan ilmu yang
disebabkan oleh keterbatasan waktu, ini
sering yang dijadikan alasan bahkan terkadang ia membatasi waktu bahkan hampir
tak menyediakannya waktu untuk pergi menuntut ilmu terutama ilmu-ilmu agama. indikasi
adanya keberanian terhadap ajaran/agama, kita lihat dihari yang penuh mulya dan
penuh barokah ini bahkan satu hari yang berpredikat sayyidul ayyam, masih saja
ada dan dengan tanpa alasan yang dibenarkan menurut syara’ mereka tidak
melakukan ibadah shalat jumat. Apakah itu bukan berani terhadap ajaran/agama
namanya, sadarkah atau mungkin tidak sadar bahwa mereka sudah menikam ajaran
dan agamanya sendiri. Itu adalah salah satu gambaran yang wajib kita renungi
dan dan dicarikan solusinya. Jika yang wajib saja ditinggal bagaimana dengan
yang ibadah sunnah, dan jika yang sunnah sudah ditinggal lambat laun yang wajib
akan di gerogotinya, naudzubillah. untuk itu ada baiknya kita mengingat-ingat
kembali berapa banyak ibadah yang kita tinggalkan dan sudah sepatutnya kita
mengkaji dan merenungi kembali tentang ibadah kita, karena dalam hal ibadah itu
tidak cukup hanya sampai kepada sudah
dilaksanakan atau belum dilaksanakan. Selain hal-hal tersebut diatas, kita
mengalami perasaan putus asa akan kebangkitan kedua kejayaan ummat islam, dimana
ketika ada usaha dan upaya untuk bangkit di pengajian –pengajian,
dimajlis-majlis ta’lim, masih saja terdengar ungkapan yang berbunyi “ ah yang
namanya ngaji mah enggak dimana-mana, engak dikanan enggak di kiri ,sama !” jelas terlihat seperti
adanya kekecewaan masa lalu yang mengarah kepada hilangnya semangat untuk
memperbaiki diri, terlebih ucapan seperti itu tanpa disadari adalah sebuah cemoohan,bak
seorang peramal berkaliber. Padahal Allah SWT telah berfirman dala surat An-Nuur
ayat :55
Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar