JANGAN LUPA SHOLAT DAHULU YAA AKHI..

Kamis, 06 September 2012

Khutbah Jum’at,
RAMADHAN SEBAGAI RESETER  DAN PROTEKSI KEHIDUPAN
alfaqir adi hasanudin ,S.Ag

Jamaah sholat jumat yang dimulyakan Allah
marilah senantiasa kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT karena hingga saat ini kita masih diberi keimanan dan  keislaman serta kesempatan untuk melaksanakan sholat jum’at bulan syawal 1433 H ini yang masih diliputi oleh suasana halal bi halal. Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada penutup para Nabi dan rosul,  Nabi Besar Muhammad SAW, dan semoga tersampaikan pula sholawat serta salam kepada para keluarga,  sahabat dan para penerus Risalahnya hingga yaumil qiyamah. Izinkanlah alfaqir berwasiat terkhusus untuk diri pribadi dan umumnya untuk para jamaah, marilah senantiasa kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah, karna sesungguhnya taqwa adalah standar kemulyaan seorang manusia dihadapan Allah SWT.

Jamaah sholat  yang dimulyakan Allah
Barangkali sudah sangat femiliar sekali kita dengar  bahwa manusia sejak lahir itu dalam keadaan fitrah, dimana fitrah yang dapat berarti bersih / suci. Bersih dan suci adalah bukannya bersih dari dan atau tanpa potensi keimanan kepada Allah SWT, artinya ketika awal perjalanan hidupnya didunia seorang anak manusia, ia terlahir telah memiliki potensi berupa perangkat yang potensial,  untuk menyandang dan menunjang tugasnya sebagai khalifah. Di antara perangkat tersebut adalah berupa fitrah atau garizah, atau naluri manusia. Selain itu Fitrah sering pula diartikan sebagai asal kejadian, karena merupakan bawaan sejak lahir. Fitrah atau garizah bagi manusia sedangkan disebut insting pada makhluk binatang. Manusia diberi bebarapa macam garizah, diantaranya garizah al-zauj  yaitu kebutuhan terhadap lawan jenisnya,  garizah hubb al-khulud (hidup kekal), garizah al-muk wa al-tamalluk (ambisi  menjadi penguasa atau memiliki sebanyak-banyaknya), dan yang terpenting adalah garizah al-tadayyun (fitrah keberagamaan). dengan seiring berjalannya waktu……dimana ketika usia sudah mencapai aqil balig atau ketika seorang anak manusia yang telah terkena beban taklif berdasarkan syari’at, dimulailah akumulasi nilai pemikiran,sikap dan perbuatan.  jika ada potensi dirinya yang terjaga dari noda (kebaikan), atau  bahkan jika ada potensi yang ternodai (kejahatan). Semua itu menjadi tanggungjawabnya

Hadirin yang berbahagia
Ramdhan kini telah berlalu dan pergi meninggalkan kita , dan mungkin sebuah praperkiraan sebelas bulan kedepan kita baru akan menemuinya kembali. Terkait dengan potensi fitrah manusia, berpuasa dibulan ramadhan yang didasari  iman dan mengharap keridloan  akan mampu menjadi  RESETER  Dan PROTEKSI  DALAM MENJALANI KEHIDUPAN. Mengapa demikian ? , karena ketika mejalani kehidupan, acapkali manusia berhadapan dengan hal-hal yang mendorong dan bahkan membawa manusia itu kepada jurang kemaksiatan dan perbuatan dosa . perjalanan hidupnya manusia seringkali mengurai kembali benang yang telah terpital. Terkadang kita dengan sengaja dan rela menceburkan diri pada pemikiran, sikap, dan  perbuatan  dosa serta salah dalam menjust (menilai) sebuah perbuatan dan dengan alasan terpaksa ,dengan penuh percaya diri membanggakan sebuah kesalahan yang diakuinya sebuah kebaikan  atau sebaliknya.  Disinilah Puasa Ramadhan akan mampu berperan sebagai RESETER  yaitu diampuni dosanya yang telah lalu.  Yang kedua bahwa puasa dibulan ramdhanpun akan mampu MEMPROTEKSI pelakunya kedepan dari perbuatan-perbuatan yang akan merugikan diri dan orang lain. Karena ketika ramadhan,  laksana seorang sopir yang sedang mengejar setoran  mengeluarkan segenap kemapuan dan malajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi dengan berpuasa dan amaliyah ramadhan lainnnya. Dan biasanya Di ramadhanlah dan memang sudah seharusnya kita berkesempatan untuk jor-joran dalam mencapai target taqwa. Sehingga ada atsar yang mempolis line dirinya dari perbuatan dosa. sebagai bentuk muhasabah yang dilator belakangi oleh khauf dan Raja’ terhadap puasa romadhan kita, adakah atsar yang akan kita bawa ke sebelas bulan ke depan ?

Jamaah jumat yang berbahagia
itulah sebenarnya yang harus kita benahi dan janganlah kita mengurai kembali benang yang sudah tersulam rapi…insyaallah. Sebagimana firman Allah SWT di dalam Qs Al Araf :ayat 56 dan Qs Ar Rad :11
56.  Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

11.  Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

[767]  bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768]  Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya, maka Allah tidak butuh dalam hal ia meninggalkan makan dan minum ( HR.Bukhori )
                            
Ada Ungkkapan  menarik yang cukup menyadarkan kita akan hal ini, Kun rabbaniyyan, wa laa takun ramadhaaniyyan  Jangan menjadi manusia Ramadan, yang kuat ibadahnya karena berada di bulan Ramadan saja, karena setelah bulan itu berlalu, ia tak akan mengalami perubahan hidup untuk menjadi lebih bertaqwa. Namun jadilah manusia pasca Ramadan yang memiliki nilai kepribadian diri, penghambaan kepada Allah yang tak kenal henti, menjadi manusia bertaqwa tanpa batas, sesuai target yang diharapkan dari penggemblengan yang dilakukan selama sebulan. Dengan syaratnya, ia harus menjadi hamba Allah yang memilki  bobot nilai ibadahnya terus meningkat, sekali pun ia telah berada di luar bulan Ramadan.

Fatasyabbahuu in lam takuunuu mitslahum innat tasyabbuha bir rijaali falahun “ menirulah pada orang lain walaupun engkau tidak serupa dengan orang lain itu .karena sehingga meniru orang besar , itupun sudah suatu kemenangan.

Dari kefaqiran kita, Semoga kita mendapatkan taufiq dan hidayah-NYA agar ada keistiqomahan didalam peribadatan dan kemapanan dalam kehidupan. Amin yaa robbal “alamin
download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar